Tuesday, February 17, 2009

PENIPUAN GAYA BARU

PENIPUAN
dengan MODUS kehilangan sertifikat, cek, dll

18 Februari 2009
Zaman sekarang penipuan makin beragam caranya, ada yang berbentuk undian, kecelakaan, penjualan, dll. Untuk kali ini cara penipuannya agak berbeda yaitu dengan cara pelaku sengaja menjatuhkan barang-barang miliknya seperti surat-surat berharga, sertifikat tanah, cek dan lain-lain.



Seperti beberapa waktu yang lalu di tempat saya bekerja telah terjatuh beberapa “surat penting” berupa sertifikat tanah, cek senilai 5 miliar dan surat keterangan kerja. Dalam surat tersebut tercantum beberapa nomor telepon. Karena kami rasa surat-surat tersebut penting maka salah seorang rekan kami mencoba menghubungi salah satu nomor tersebut. Dan ternyata benar, bahwa penerima telepon menyatakan kehilangan surat-surat tersebut.

Selanjtunya sebagai ucapan terimakasih rekan saya mau ditransfer sejumlah uang. Kemudian penerima telepon tersebut menanyakan kepada rekan saya apakah punya ATM, tentu saja dijjawab ya oleh rekan saya kemudian rekan saya kembali ditanya apakah ada isinya dijawab lagi ya oleh rekan saya. Kemudian orang tersebut memandu rekan saya menuju sebuah ATM dan tanpa merasa curiga sebelumnya rekan saya mengikuti saja perintah orang tersebut.

Seralah dipandu untuk memejet nomor-nomor tertentu setengah kaget rekan saya mulai sadar, kenapa kalau mau ditrasnfer kenapa saya yang mau mentransfer. Setelah sadar betul akhirnya rekan saya terebut memencet tombol cancel. Ternyata rekan saya baru sadar bahwa dirinya mau tertipu. Ternyata panduan yang didiktekan oleh orang tersebut hanayalah trik untuk mengelabui mangsanya. Buktinya setelah itu nomor HP tersebut sudah tidak bisa dihubungi kembali.

Jadi waspadalah terhadap mondus seperti itu. Jangan sampai anda menjadi korban ulah orang yang ingin megeruk keuntungan dengan cara yang tidak halal. Semoga pengalaman ini bisa menambah kewaspadaan kita semua agar tidak gampang kena tipu.

PONARI DUKUN CILIK

16 Februari 2009
Belum lama ini muncul peristiwa yang sangat menghebohkan masyarakat Indonesia, yaitu munculnya “dukun” dadakan, peristiwa ini tak kalah menariknya dengan mnculnya spanduk, baliho dan poster-poster para calon legislatif kita, yang menghiasi jalan-jalan dan kampung-kampung.

Seorang anak kelas 3 SD, mampu mengobati berbagai macam penyakit hanya dengan sebuah batu berwarna kuning keemasan. Konon batu tersebut didapatkan setelah anak tersebut disambar petir. Batu tersebut tiba-tiba berada di atas kepala anak tersebut. Dan berulangkali dibuang (sampai 3 kali) namun batu tersebut kembali lagi ke halaman rumah katanya.



Itulah awal muncunya anak fenomenal yang kemudian diberi julukan “dukun cilik”. Muhammad Ponari namanya atau lebih sering dipanggil Ponari saja, hanyalah seorang anak kecil, anak orang yang kehidupan ekonominya pas-pasan, bahkan bisa disebut kekurangan tiba-tiba menjadi sosok terkenal dengan penghasilan yang mungkin tidak pernah terpikirkirkan sebelumnya. 60 juta sehari adalah penghasilan yang sangat luar biasa, bahkan mengalahkan dokter spesialis manapun di dunia.

Berbagai macam tanggapan dari berbagai kalangan muncul. Ada yang pro ada yang kontra. Pemerintah, kalangan ulama (ulamanya Indnesia) dan dokter mereka masing-masing berpendapat dengan paradigma profesi mereka masing-masing. Lalu bagaimana menghadapi bocah fenomenal tadi? Tentu akan lebih arif jika kita memandang persoalan tersebut dari berbagai sudut pandang sehingga akan lebih objektive dalam menilai persoalan tersebut.

1. Dari segi Sosial Budaya
Kultur masyarakat kita terutama kejawen dan kebetulan peristiwa ini terjadi di Jawa daerah Jombang Jawa timur, adalah sangat percaya akan hal-hal yang mistik (gaib). Masyarakat masih percaya adanya kekuatan yang ditimbulkan oleh sesuatu barang, sehingga barang tersebut bisa menimbulkan kekuatan dan sebagainya. Yang mana kepercayaan ini adalah hasil turun temurun dari nenek moyang kita dahulu. Hal ini tidak bisa kita pungkiri dan mungkin baru akan hilang setelah berabad-abad tahun yang akan datang, tentunya secara perlahan-lahan.

2. Dari segi Ekonomi
Pengobatan alternatif saat ini banyak bermunculan, karena pengobatan medis sudah tidak bisa mengurangi penyakit yang diderita ditambah dengan mahalnya biaya pengobatan medis. Oleh karena itu sudah wajar bila kalangan ekonomi lemah selalu mencari cara dan celah, obat apa yang murah dan bisa menyembuhkan penyakit. Kita tidak bisa menyalahkan mereka yang melakukan demikian. Itu adalah hak mereka. Karena dengan kondisi pas-pasan dan penyakit mendera kadang akal sehat tidak berjalan lagi sehingga hal-hal yang tidak rasionalpun menjadi pilihan. Dan kita pun mungkin melakukan hal-hal yang demikian. Ketika kita sudah sampai puncak keputusasaan melakukan hal-hal yang tidak wajarpun akan kita lakukan.

3. Dari Segi Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan
Dilihat dari segi ilmu pengetahuan dan terutama kesehatan, hal yang perlu dilakukan adalah mengadakan penelitian terhadap batu ajaib terebut. Apakah dari batu itu mengandung unsur-unsur tertentu yang mempunyai efek terhadap suatu penyakit. Karena kita tahu bahwa penyakit terjadi akibat tidak ada keseimbangan dalam tubuh kita. Sehingga dengan adanya unsur-unsur dari luar maka keseimbangan tubuh kita tersebut akan kembali normal. Mungkikah batu tersebut mengandung unsur-unsur penyeimbang tersebut? Penelitian adalah jalan satu-satunya.
Sehingga para dokter tidak terburu-buru memberi komentar, kalau metode pengobatan yang dilakukan Ponari adalah hal-hal yang tidak masuk akal dan tidak mungkin. Karena bisa saja orang-orang awam ganti berbalik menghujat para dokter (karena keterbatasan pengetahuan mereka tentang kedokteran).

4. Dari Segi Agama
Dilihat dari segi Agama dalam hal ini Islam, tentu harus dilihat dari ajaran islam itu sendiri dalam hal penyakit. Sang Maha Pencipta sendiri telah menurunkan penyakit kepada makhluknya dan menurunkan pula obatnya. Namun ada syariat tersendiri yang mengatur bagimana mencari obat. Karena Sang Maha Kuasa yang menurunkan penyakit maka sudah sewajarnya dan masuk diakal kalau kitapun minta kesembuhan kepada Sang Maha Kuasa. Sehingga kalau kita berobat dengan niat minta kesembuhan kepada makhluk dalam hal ini adalah “batu ajaib” hal ini bisa dikatakan sebuah kesyirikan. Karena batu itu adalah makhluk artinya yang diciptakan. Tentu sesuatu yang diciptakan tidak berkuasa apapun. Ia tunduk terhadap khalik (yang menciptakan).
Terus bagaimana bila kita berobat dengan niat minta kesembuhan kepada Sang Maha Kuasa, tapi dengan cara (wasilah) minta air yang dicelup oleh “batu ajaib” Ponari tersebut? Untuk menjawab hal ini perlu merujuk bagaimana Nabi Muhammad (shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada beliau) berobat dan hal ini dapat diketahui dengan cara membaca hadits-hadits atau riwayat –riwayat yang disampaikan para sahabat beliau (shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada beliau). Jika terlu lama kita mencari literatur-literatur terebut ada jalan pintas, yaitu bertanya kepada Alim Ulama yang terpercaya. Kenapa harus yang terpercaya? Karena sekarang banyak ulama yang tidak bisa dipercaya. Mereka berfatwa atau memberikan suatu ajaran tidak sesuai dengan ajaran yang benar, mereka mengajarkan sesuatu yang telah dicampuri oleh berbagai kepentingan dan hawa nafsu. Maka hati-hatilah terhadap ulama-ulama yang demikian.



Kesimpulan

Setelah melihat dari berbagai sudut pandang, maka dalam menyikapi Ponari “Si bocah fenomenal” adalah hendaknya kita tidak boleh sekedar menduga-duga dan menyalahkan masyarakat yang melakukan hal tersebut. Beri mereka pencerahan, dan belajar Agama Islam (bagi yang islam) secara benar dari sumber yang terpercaya adalah solusi paling bagus.

Sunday, February 15, 2009

Kereta Excecutive

Naik kereta excecutive saya punya pengalaman unik juga. suatu waktu lebaran saya ingat waktu itu, kami berempat waktu itu anak saya baru dua, naik kereta taksaka jurusan Jogja. karena anak saya masih kecil, walaupun sudah berumur 3 tahun lebih dikit (anak pertama kami, kami hanya beli 2 tiket. Ternyata sampai diatas


Anak saya yang pertama tersebut dihitung harus beli karcis sendiri. Setelah sedikit tanya-tanya dan sedikit menawar akhirnya keluar juga uang dari kantong walupun tidak seharga kalau beli di loket.
Dari pengalaman saya ini ternyata kereta yang notabene excecutive dan kelas paling tinggi di negeri ini ternyata budaya KKN masih ada. dan tentu saja peristiwa sederhana ini menggambarkan keadaan di pemerintahan baik daerah maupun pusat pasti masih ada "budaya" jelek tersebut.
Dan yang salah juga bukan hanya dari pemerintah atau pejabat saja. dari rakyatnya sendiri memag sukan dengan "budaya kita" tersebut. Maka marilah kita berpikir secara cerdas bahwa rakyat dan mahasiswa atau LSM-LSM lain jangan hanya demo sana sini menyalahkan pemerintah, tapi bertanyalah pada diri sendiri SUDAHKAH "budaya KKN" TINGGALKAN dari diri kita sendiri?

Wednesday, February 11, 2009

Kereta Ekonomi

Mungkin pengalaman naik kereta api banyak dialami oleh semua orang. Dan bisa jadi pengalaman antara yang satu dengan yang lain sangat berlainan. Seperti yang sering saya alami, kenapa sering? Karena saya sering bolak balik Jakarta – Jogya. Saya, Istri dan anak-anak tinggal di Jogja, sedangkan mertua saya alias ibunya istri saya, alias neneknya anak-anak saya tinggal di Jakarta (Bekasi tepatnya), mengharuskan saya bolak-balik Jakarta Jogja. Sekedar melepaskan kangen atau ada acara tertentu.



Sebagaimana beberapa waktu yang lalu, saya naik kereta Api ekonomi (untuk menghemat biaya) tentu seorang diri tanpa anak-anak dan istri (kasihan mereka kalau naik ekonomi). Keadaan dalam kereta sungguh membuat saya berpikir mengenai keadaaan rakyat Indonesia (rakyat kecil). Betapa susah dan sengasaranya mereka (termasuk saya, he…he…he…).
Beruntung penumpang yang mendapat tempat duduk. Penumpang yang tidak kebagian termasuk saya, mau tidak mau harus rela berdiri (tahan berapa jam?) atau menggelar koran sebagai alas duduk bahkan tidur (memang gitu kenyataannya). Rela mencium kaki, betis, (maaf) pantat para pedagang yang lalu lalang. Ck..ckk…ckk membuat saya geleng-geleng kepala campur ketawa (dalam hati) dan seabrek perasaan lainnya jadi satu (sampe gak tau rasanya kayak apa).
Lain lagi dengan para pedagang asongan, meraka rela bolak-balik pindah dari gerbong yang satu dengan gerbong yang lain tanpa bosan menawarkan jajanan yang sudah entah berapa kali ketemu orang yang sama. Demi (mungkin) menghidupi keluarganya atau seribu alasan lainnya. Tapi kalau dipikir kenapa mereka mau begitu ya? Apa tidak ada tempat lain atau memang itu satu-satunya cara. Terbukti dari dulu sampai saat ini mereka tetap ada dan bertahan. Apa hal ini membuktikan bahwa mereka bisa mempertahankan hidup dengan cara seperti itu? Saya sendiri masih bingung. Kalau di luar negeri begitu nggak ya? Ada yang pernah ke luar negeri?
Bagaimana ya kalau para pejabat kita, atau wakil-wakil rakyat kita sesekali naik kereta ekonomi? Malu nggak ya mereka dengan slogan-slogan kampanye mereka? Coba sesekali mereka menyamar jadi warga biasa tanpa kawalan dan atribut pejabat lainnya, kemudian naik kereta ekonomi. Dan ikut merasakan seperti yang apa dirasakan oleh rakyat mereka. (mana ada ya?).
Tapi (dulu) pernah dilakukan oleh para pemimpin yang benar-benar pemimpin, seperti Khalifah Umar. Yang rela menggotong gandum untuk memberi makan rakyatnya. Bahkan saya punya cerita tentang bagaimana Raja Ngayogyakarta Ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Begini ceritanya:
Dahulu Sri Sultan mempunyai sebuah mobil (lupa apa mereknya) yang sangat “haus” bensin. Dengan mobil ini Ngarso Dalem sering keliling ke pelosok Desa untuk mengetahui keadaan rakyat yang dipimpinnya.Suatu ketika Ngarso Dalem tiba di daerah Sleman. Kemudian dengan tiba-tiba Ngarso Dalem di berhentikan oleh seorang nenek tua yang membawa dagangan. Ternyata nenek ini seorang pedagang yang biasa menjual barangnya di pasar Beringharjo. Ngarso Dalem pun berhenti dan menghampiri nenek tersebut. Wonten Napa Mbah? (Ada apa Nek). Iki Pir Terno neng pasar Beringharjo! (Ini Pir, antar ke pasar Beringharjo). Ternyata nenek tua tersebut tidak tahu siapa yang diajak bicara. Tanpa pikir panjang nenek tua itu langsung naik mobil dan menyuruh Ngarso dalem mengangkat barang-barang bawaan untuk dimasukkan ke dalam mobil.
Sesampainya dipasar beringharjo, lagi-lagi nenek tua tersebut menyuruh Ngarso Dalem untuk menurunkan barang-barang dari dalam mobil. Melihat kejadian tersebut, orang-orang pasar yang tahu siapa yang datang pada heran campur takut dan seabrek rasa jadi satu. Setelah semua barang turun nenek tua tersebut menyakan ongkos berapa harus membayar. Namun nenek tua tersebut didekati temannya dan menjelaskan bahwa orang tersebut adalah Ngarso Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeg Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Kontan Nenek tersebut jatuh pingsan.
Andaikan para pejabat dan wakil rakyat sepertipemimpin jaman dahulu. Andai…andai… andai…….

Kereta Bisnis

Naik kereta bisnis? Hal biasa. Naik kereta Eksekutive? Pernah juga.
Kalau naik kereta bisnis memang tidak separah naik kereta ekonomi. Tapi menurut saya “korupsinya” lebih parah. Karena penumpang yang tidak beli tiket bisa membayar kepada “pengecek tiket” dengan harga yang jauh lebih murah. Berapa rupiah yang masuk kantong “Oknum” tentu tinggal kali berapa uang yang masuk dengan jumlah “penumpang liar”. Tapi nggak tahu ding, mungkin dibagi-bagi atau …? nggak tahulah. Lain halnya di kereta ekonomi tempat duduk bisa pesan pada “ABK” Kereta.
Cerita tentang pesan tempat duduk kereta memang bikin ketawa campur aduk. (ngerti nggak maksudnya? Terjemahin sendiri aja lah). Misal ada penumpang naik nih yang kira-kira cakep atau culun sekalian ditawarin tuh ama oknum, “Mau nggak kursi ada dua nih?” Kata si oknum. (tanpa rasa malu) “Ayo mau nggak?”
Kalau penumpang memang butuh biasanya mau and nawar berapa sampai ketemu titik kesepakatan. Kalau penumpang nggak mau ya ngeloyor aja tuh oknum sambil mukanya gimana gitu. (nahan malu kali ya?) kasihan banget. Trus halal apa haram tuh penghasilan. Tanya atau pikir aja lah sendiri saya nggak mau terlalu banyak kementar. Ini kan pengalaman pribadi. Ya nggak, ya nggak?
Lanjut! Suasana naik kereta bisnis mirip naik kereta ekonomi. Namun lebih “santun” pedagang tidak seramai kereta ekonomi. Terus yang tidur di lantai maksudnya tidak “kebagian tiket duduk” (alusan dikit ya) tidak sebanyak kereta ekonomi. Tapi pernah waktu liburan sekolah dan pas malam minggu (kalau nggak salah) wah wah banyaknya minta ampun. Hampir kayak kereta ekonomi. Saya mikir berapa juta tuh penghasilan oknum? Ck…ck…ck…ck. Masalah duit lagi (hee.hee.hee.). Biarlah mungkin jalan si oknum memang begitu. Mudah-mudahan dapet hidayah. Yah kapan dapetnya kalau nggak nyari iya nggak? Yang udah nyari aja kadang kelupaan udah dapat.

Konflik Timur Tengah, Antara Islam dan Barat

(CARA MUDAH DAN SEDERHANA MENGATASI KONFLIK TIMUR TENGAH)

Konflik timur tengah selalu menjadi perbincangan panas tidak hanya tingkat lokal melainkan internasional. Berbicara timur tengah berarti berbicara konflik 2 arah yaitu : Dunia Islam dan Dunia Barat (baca = Amerika, Israel, Australia dan sekutunya). Kenapa dua arah? Karena dari sejarah dan perjalanan sejarah memang demikian yang seharusnya terjadi. Hal ini sudah tergambarkan dalam kitab suci agama Islam (Al Qur’an) dan mungkin dalam kitab suci mereka juga ada.

Bahwa orang-orang diluar Islam (Kafiriin) tidak akan rela bila umat islam berpegang lurus terhadap ajarannya, sehingga dunia barat berjuang ekstra keras bagaimana agar umat islam jauh dari ajarannya, bagaimanapun caranya. Salah satunya adalah memunculkan konflik timur tengah seperti sekarang ini. Dan sampai kapanpun (sampai akhir zaman) tidak akan pernah padam. Itulah akar permasalahannya. Secara garis besar pemasalahannya adalah :

1. Dunia Barat tidak rela bila umat islam berpegang teguh terhadap ajaran islam
2. Ketakutan yang luar biasa Dunia barat terjadap kejayaan umat islam
3. Timur tengah adalah kaya akan minyak sehingga dunia barat ingin menguasai dunia.


Siapakah sebenarnya Barack Obama?
Pihak barat menuduh bahwa islam adalah agama teroris (kasus WTC), membuat bom nuklir (Iran dan Irak) dan sebagainya, yang sampai saat ini tidak pernah terbukti. Sehingga permasalahan akan selesai manakala pihak Barat tidak terlalu mencampuri urusan timur tengah, biarkan mereka berkembang dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Mau teknologi nuklir, teknologi atom terserah. Dan kita semua yakin bahwa tidak mungkin 1000%, jika dunia islam mengembangkan teknologi nulir untuk menghancurkan perdamaian dunia atau menghancurkan negara lain. Jika kekhawatiran dan ketakutan dunia Barat tidak sedemikian besar maka konflik tidak akan terjadi. Sehingga solusinya adalah :

1. Biarkan dunia islam berkembang dengan sendirinya, biarkan mereka hidup sebagaimana mestinya.
2. Hilangkan ketakutan dan kekhawatiran dunia barat terhadap islam. Jika islam jaya tidak akan ada negara du dunia yang di dzalimi. Semua akan damai dan sejahtera.
3. Dunia barat tidak boleh rakus.

Tapi maukah duni barat melakukannya? Tanya saja pada Presiden Amerika, Presiden Israel, Australia dan konco-konconya. Mungkin kata mereka “Gengsi dong!”